Kembali ke berita
13
Agt 2024

Pemprov DKI Jakarta: Optimis Mewujudkan Ketersediaan Air Bersih di Kota Jakarta

Isu terkait pengelolaan air mendapat perhatian besar dari masyarakat. Dilihat dari populasi penduduk yang semakin meningkat, adanya potensi kekeringan karena degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS), bencana banjir, dan tata kelola air menjadi permasalahan yang harus segera ditangani.

 

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta mengadakan kegiatan Webinar Bicara Kota 2024 Series ke-7 yang mengusung tema “Jakarta Krisis Air Bersih? Masa Sih?” dengan membahas penanganan terhadap permasalahan dan isu strategis pembangunan kota Jakarta dengan berfokus kepada manajemen distribusi air di Jakarta, pada Selasa (13/08). 

 

Webinar ini menghadirkan empat orang narasumber yang ahli pada bidangnya masing-masing, Evi Anggraheni selaku Dosen Teknik Sipil Universitas Indonesia, Elisabeth Tarigan selaku Ketua Sub Kelompok Perencanaan Bidang Geologi, Konservasi Air Baku, dan Penyediaan Air Bersih Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi DKI Jakarta, Allen Kurniawan selaku Pendidik dan Dosen Teknik Lingkungan Institut Pertanian Bogor, dan Syahrul selaku Direktur Pelayanan PAM JAYA. 

 

Indonesia memiliki 64 dari 470 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalami krisis. Maka, perlu adanya sistem air perkotaan sehingga antara satu wilayah sungai dapat saling membantu wilayah sungai lain. 

 

Menurut Evi Anggraheni, Kota Jakarta kebutuhannya tidak hanya dicukupi oleh wilayahnya sendiri, maka dibutuhkan kerjasama antar stakeholder untuk memonitoring tata kelola, kondisi penggunaan air dan regulasi penyediaan air, karena air merupakan tanggung jawab bersama. 

 

Ketika sudah terjadi degradasi DAS, erosi, dan sedimen kontrol maka akan terjadi penurunan kualitas air yang menyebabkan kelangkaan terhadap sumber daya air bersih. Sehingga, bisa mengeksploitasi terjadinya penggunaan air tanah yang berlebihan. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya untuk bisa menyediakan air bersih bagi warga Jakarta. 

 

"Jakarta sudah memiliki banyak instalasi pengelolaan air seperti, desalinasi, membangun IPA di kawasan yang memiliki beberapa instalasi pengolahan, Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yaitu unit sistem merubah air laut menjadi air bersih berkualitas air minum yang sudah diterapkan di wilayah Kepulauan Seribu, dan air dari pelayanan perpipaan," Ujar Elisabeth Tarigan.

 

Selain itu, terdapat hasil kajian yang dilakukan secara rutin oleh Dinas Lingkungan Hidup dari 267 lokasi pemantauan rata-rata air tanah di Jakarta sudah tercemar. Syahrul menyampaikan bahwa, Jakarta yang memiliki 13 sungai, nyatanya terdapat 87% dari 100% air yang dikelola PAM JAYA berasal dari luar Jakarta. Hal ini membuat Jakarta sangat ketergantungan air baku terutama dari Jatiluhur.

 

Upaya masyarakat untuk menjaga dan menghemat penggunaan air harus terus dilakukan. “Pentingnya metode pelibatan masyarakat dalam manajemen pengelolaan air perlu disampaikan sejak dini melalui pendidikan maupun kesadaran publik,” tambah Allen Kurniawan. 

 

Melalui webinar ini, diharapkan mewujudkan kesadaran dari seluruh pihak tentang pentingnya ketersediaan air bersih. Tidak hanya itu, air juga merupakan hal yang krusial dalam infrastruktur dasar yang harus dimiliki oleh suatu perkotaan.

 

-SF

Bagikan