Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta kembali menyelenggarakan kegiatan Webinar Bicara Kota 2024 series 3 dengan mengangkat tema "Eco-Warriors: Giving Waste a Second Life", pada Selasa (30/4).
Dalam kesempatan tersebut dihadirkan empat orang narasumber yang ahli pada bidangnya masing-masing, yaitu Hani Sumarno selaku Senior Counsellor Waste4Change, Dedy Setiono selaku Kepala Bidang Pengurangan dan Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Mochammad Chaerul selaku Associate Professor dari Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, dan Heri Retno Indrijani selaku Pembina Komunitas Jakarta Osoji Club.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020), dari 270 juta penduduk Indonesia menghasilkan timbulan sampah 185.753 ton/hari dengan rata-rata 0,68kg per hari.
Pada wilayah Jakarta dan sekitarnya rata-rata sampah yang dibuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Bantar Gebang berasal dari permukiman.
"Rata – rata harian sampah dibuang ke TPST Bantar Gebang 7.360 ton/hari dengan sumber sampah terbesar berasal dari permukiman,” kata Dedy Setiono.
Kondisi ini, mendorong terbitnya regulasi Pergub DKI Jakarta Nomor 102 Tahun 2021 tentang mengatur kewajiban pengelolaan sampah di area dan/atau fasilitas yang menjadi tanggung jawab setiap penanggung jawab atau pengelola kawasan dan/atau perusahaan, termasuk kawasan permukiman, kawasan komersial dan kawasan industri.
Kontribusi berbagai pihak dalam pengelolaan sampah sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
“Timbulan sampah bisa ditangani dengan tidak menimbulkan sampah baru, memilih dan memilah yang bisa dipakai dan didaur ulang, serta kita harus berpikir 2 kali sebelum mengambil tindakan,” kata Hani H. Sumarno.
Pengelolaan sampah dapat ditangani dengan melihat sampah sebagai material dalam ekonomi sirkular.
"Benefit ekonomi sirkular dapat memberikan potensi dalam menghasilkan tambahan PDB ekonomi sebesar Rp 593 – 638 triliun pada tahun 2030, mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 126 juta ton dan hemat penggunaan air 6.3 billion m³ pada 2030, serta membuka 4.4 juta kesempatan kerja pada 2030,” tambah Hani H. Sumarno.
Menurut Mochammad Chaerul, kolaborasi dan kesadaran berbagai pihak menjadi salah satu kunci sukses dalam pengelolaan sampah, rasa tanggung jawab pada lingkungan dapat dimulai dari diri sendiri.
“Kembali lagi ke diri kita sendiri, ubah mindset kita bahwa kita akan malu buang sampah sembarangan, sampahku tanggung jawabku sampahmu tanggung jawabmu,” Ujar Heri Retno Indrijani mendukung pernyataan Mochammad Chaerul.
Melalui Webinar Bicara Kota 2024 Series 3, diharapkan seluruh pihak dapat memahami pentingnya membangun sinergi bersama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah dari pusat hingga ke daerah untuk berdiskusi dan mewujudkan mimpi bersama membangun tata kelola sampah yang baik dan berkelanjutan.
-SF