18
Nov 2025

Membaca Kota Lewat Peta: DKI Jakarta Tegaskan Pentingnya Data Geospasial

Teknologi geospasial menjadi kunci dalam pembangunan kota berkelanjutan karena mampu menyajikan data spasial yang mendukung perencanaan secara lebih tepat. Meski potensinya besar, berbagai tantangan seperti keterbatasan kompetensi dan integrasi data masih perlu diatasi. Untuk membahas arah dan strategi pemanfaatannya, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta menggelar Talkshow Bicara Kota 2025 Series ke-20 bertema “Membaca Kota Lewat Peta: Peran Geospasial dalam Pembangunan Kota” pada Selasa (18/11).

 

Talkshow ini menghadirkan empat narasumber ahli di bidangnya masing-masing, yaitu, Ratna Sari Dewi selaku Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Informasi Geospasial (PPKIG) Badan Informasi Geospasial, Ignatius Yudhi Nurcahyo selaku Ketua Sub Kelompok Informasi Geospasial Dasar dan Tematik Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta, Yori Alief Darmansyah selaku Perencana Ahli Pratama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia, dan Jati Pratomo selaku Dosen Magister Perencanaan Wilayah Universitas Indonesia.

 

Pendekatan geospasial menjadi bagian penting dalam penyusunan perencanaan pembangunan nasional. Sebagai pengantar, Bapak Yori menjelaskan, “Perencanaan harus berbasis koordinat yang jelas. Karena itu proyek strategis nasional kami dorong untuk divisualisasikan dalam bentuk peta terintegrasi lintas sektor,” ujarnya.

 

Dari sisi regulasi dan penyedia data dasar, Ratna Sari Dewi, menjelaskan bahwa geospasial membutuhkan referensi standar agar data antar instansi dapat saling terhubung. “Geospasial tidak hanya koordinat, tetapi juga sistem referensi standar. Tanpa hal itu, data tidak bisa saling terhubung dan terintegrasi,” jelasnya

 

Sebagai pemberi penjelasan yang lebih teknis terkait pengelolaan data spasial di daerah, Ignatius Yudhi Nurcahyo turut memaparkan bagaimana DCKTRP Jakarta memastikan ketersediaan data geospasial yang akurat dan terkini. “Seluruh data spasial di DKI Jakarta telah kami integrasikan melalui platform Jakarta Satu sejak 2018 agar informasi dari seluruh SKPD konsisten dan tidak tumpang tindih. Tantangannya ada pada perizinan pemotretan udara, ketersediaan SDM dan pemenuhan standar teknis, namun adanya pelatihan yang berkelanjutan membuat kualitas data semakin baik.”

 

Sejalan dengan perspektif akademisi, peningkatan kapasitas menjadi salah satu kunci penguatan sistem geospasial. Dalam pandangannya, Jati Pratomo menambahkan bahwa, “Sumber daya manusia perlu dibekali kemampuan teknis dan analitis yang memadai. Tanpa kompetensi ini, teknologi tidak akan memberikan hasil maksimal untuk mendukung perencanaan kota.”

 

Adanya kegiatan Talkshow Bicara Kota 2025 Series-20 yang bertajuk “Membaca Kota Lewat Peta: Peran Geospasial dalam Pembangunan Kota” ini tidak hanya menjadi ruang bertukar wawasan, tetapi juga memperkuat komitmen bersama untuk terus mendorong pemanfaatan data geospasial dalam pengelolaan pembangunan kota.

 

 

-SF

 

Bagikan
Link berhasil disalin!