22
Apr 2025

Cegah Kebakaran Mulai Dari Rumah: GEMPAR Ajak Warga Jakarta Memiliki APAR

Rumah adalah tempat perlindungan utama bagi keluarga, namun potensi bahaya seperti kebakaran bisa saja mengintai jika tingkat kewaspadaan rendah, serta langkah-langkah pencegahan tidak diutamakan. Menyadari pentingnya keamanan setiap hunian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil inisiatif strategis melalui program Gerakan Masyarakat Punya APAR (GEMPAR). Program ini secara khusus mendorong setiap keluarga di Jakarta untuk memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sebagai salah satu upaya vital dalam meminimalisir risiko dan dampak buruk dari kebakaran.

 

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta menggelar Talkshow Bicara Kota 2025 Seri ke-12 pada Selasa (22/4). Acara bertema “Cegah Kebakaran Mulai dari Rumah: GEMPAR, Aksi Nyata Punya APAR!” ini membahas pentingnya kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam memiliki serta menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Langkah preventif ini bertujuan meningkatkan keselamatan dan ketangguhan terhadap potensi kebakaran di lingkungan rumah tangga dan kawasan perkotaan Jakarta.

 

Talkshow ini menghadirkan empat narasumber ahli di bidangnya masing-masing, yaitu Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta Saepuloh, Ketua Subkelompok Urusan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta Rian Sarsono, Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia Fatma Lestari, dan Sekretaris Perwakilan Redkar (Relawan Pemadam Kebakaran) Kelurahan Palmerah Maman Suherman.

 

Kebakaran dapat terjadi di lokasi yang tak terduga, dan sebagian besar insiden di rumah disebabkan oleh kelalaian, seperti korsleting listrik, kebocoran gas, atau faktor lainnya. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menunjukkan adanya 864 kejadian kebakaran sepanjang tahun 2023. Jumlah ini menurun menjadi 789 kasus pada tahun 2024, dengan korsleting listrik menjadi penyebab utama.

 

“Kerugian sebagian besar penyebabnya berasal dari rumah tinggal, seperti  korsleting listrik, sehingga hal ini menjadi poin utama kita dalam meningkatkan kesiapsiagaan kebakaran mulai dari rumah,” ujar Rian.

 

Dalam menghadapi kebakaran yang disebabkan dari korsleting listrik maupun kebocoran gas, penggunaan APAR sangat dianjurkan untuk pencegahan dini di masyarakat.

 

“Ada beberapa jenis kebakaran yang tidak bisa dipadamkan menggunakan air, APAR menjadi alternatif ketika terjadi kebakaran karena listrik, sangat berbahaya jika kebakaran tersebut dipadamkan dengan air,” tambah Fatma.

 

Frekuensi kebakaran di Jakarta yang cukup tinggi, sebagian besar dapat ditangani langsung oleh masyarakat sehingga kerugian yang terjadi relatif kecil.

 

“Dalam upaya penanganan kebakaran, masyarakat telah menggunakan alat yang paling efektif yaitu dengan APAR, sehingga tercetuskan program Gerakan Masyarakat Punya APAR (GEMPAR),” tambah Saepuloh.

 

Pendekatan sederhana namun efektif juga dilakukan, termasuk oleh para petugas relawan, seperti sosialisasi tentang penggunaan APAR, simulasi kebakaran serta mengedukasi warga tentang pentingnya pencegahan kebakaran mulai dari rumah.

 

“Kita sebagai relawan bisa menjadi jembatan bagi warga dan Pemerintah dalam menentukan wilayah mana saja yang belum teredukasi terkait program GEMPAR,” kata Maman.

 

Acara ini diharapkan dapat memberikan edukasi baru bagi warga Jakarta dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran, mengingat keselamatan berawal dari rumah.

 

-SF

 

Bagikan
Link berhasil disalin!